Gambar: IDX Channel
Jakarta, 4 Desember 2024 – Kementerian BUMN terus mendorong pendirian bullion bank di Indonesia, dengan PT Pegadaian sebagai pemimpin dalam pengelolaan layanan perdagangan emas. Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, mengungkapkan bahwa masyarakat nantinya dapat menabung emas dalam bentuk digital melalui layanan ini, sebagai alternatif investasi yang aman di tengah ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi nilai dolar AS.
Menurut Wirjoatmodjo, emas telah lama dikenal sebagai instrumen investasi yang aman dan cocok bagi masyarakat Indonesia. “Pegadaian adalah satu-satunya lembaga di Indonesia yang memiliki kemampuan menyimpan emas dalam jumlah besar. Bahkan, Pegadaian mengelola lebih dari 100 ton emas sebagai jaminan di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Pemilihan Pegadaian sebagai pengelola bullion bank didasarkan pada pengalaman perusahaan dalam mengelola emas fisik. Pegadaian telah lama menjadi penyedia layanan tabungan emas dan transaksi logam mulia yang telah terbukti keandalannya. Dengan adanya bullion bank, Pegadaian berharap dapat menyediakan fasilitas yang lebih lengkap, dari menabung hingga meminjam emas.
Direktur Utama Pegadaian, Damar Latri Setiawan, menyatakan bahwa perusahaan sudah siap dengan berbagai produk untuk layanan bullion. Namun, mereka masih menunggu terbitnya peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menjadi landasan hukum operasional bank emas tersebut. “Kami sudah menyiapkan produk untuk layanan bullion, seperti tabungan emas dan pinjaman berbasis emas, tetapi kami masih menunggu peraturan yang jelas dari OJK,” kata Damar.
Selain itu, Pegadaian juga sedang mengembangkan sistem untuk produk-produk baru yang lebih beragam. Salah satunya adalah layanan Tabungan Emas Plus yang memungkinkan nasabah untuk mendapatkan margin dari emas yang mereka tabung, serta opsi peminjaman emas bagi pelaku usaha yang membutuhkan logam mulia sebagai jaminan. “Masyarakat yang ingin menabung emas bisa mendapatkan margin, dan pengusaha juga bisa meminjam emas untuk keperluan usaha mereka,” tambah Damar.
Namun, Damar menegaskan bahwa meskipun mereka mengembangkan layanan bullion, Pegadaian tidak berencana untuk menjadi bank konvensional. “Kami mengembangkan layanan bullion, bukan menjadi bank seperti pada umumnya,” ujarnya, sambil menekankan bahwa pihaknya menunggu keluarnya Peraturan OJK (POJK) yang akan mengatur lebih lanjut kegiatan usaha bullion di Indonesia.
Kehadiran bullion bank di Indonesia diyakini akan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berinvestasi dalam emas dengan cara yang lebih terorganisir dan transparan. Sebagai bagian dari ekosistem emas, Pegadaian juga berharap untuk menarik lebih banyak investor yang tertarik dengan produk berbasis logam mulia. Namun, keberhasilan layanan ini sangat bergantung pada regulasi yang akan diterbitkan OJK dalam waktu dekat.
