Jakarta, [21/03] – Harga emas terus mengalami tren kenaikan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Sejumlah analis memperkirakan bahwa harga emas di Indonesia berpotensi menembus Rp2 juta per gram pada tahun ini. Prediksi ini didasarkan pada berbagai faktor global dan domestik, termasuk ketidakpastian ekonomi, kebijakan moneter, serta meningkatnya permintaan dari investor.
Harga Emas Mencapai Rekor Baru
Pada 21 Maret 2025, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) tercatat mencapai Rp1.779.000 per gram. Angka ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan harga di awal tahun yang masih berada di kisaran Rp1,2 juta per gram. Beberapa analis memproyeksikan bahwa harga emas masih memiliki ruang untuk terus naik, bahkan menembus angka Rp2 juta per gram sebelum akhir tahun.
Menurut laporan Citi Research, harga emas global bisa mencapai US$3.200 per troy ounce dalam tiga bulan ke depan dan berpotensi menyentuh US$3.500 per troy ounce pada akhir tahun dalam skenario bullish. Dengan asumsi kurs rupiah terhadap dolar AS tetap stabil, lonjakan harga emas dunia akan berdampak pada kenaikan harga emas di pasar domestik.
Faktor-Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas
Para pakar ekonomi menyoroti beberapa faktor utama yang mendorong harga emas naik, baik di pasar global maupun dalam negeri.
- Ketidakpastian Ekonomi Global
Perang dagang dan kebijakan tarif baru dari pemerintahan AS menimbulkan kekhawatiran inflasi yang lebih tinggi. Investor pun cenderung mengalihkan investasinya ke aset yang lebih aman, seperti emas. - Kebijakan Moneter AS
The Federal Reserve (The Fed) memberi sinyal akan memangkas suku bunga pada tahun ini. Jika itu terjadi, dolar AS kemungkinan akan melemah, sehingga harga emas semakin terdorong naik. - Permintaan dari Bank Sentral
Sejumlah bank sentral dunia, termasuk China, terus meningkatkan cadangan emas mereka untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. Meningkatnya permintaan ini turut mengerek harga emas di pasar global. - Melemahnya Nilai Tukar Rupiah
Jika rupiah terus melemah terhadap dolar AS, harga emas di pasar domestik akan ikut meningkat. Faktor ini menjadi perhatian utama bagi investor emas di Indonesia.
Pendapat Para Ahli
Menurut Indra, Chief Marketing Officer IndoGold, kenaikan harga emas di Indonesia akan sangat bergantung pada pergerakan nilai tukar rupiah dan kondisi ekonomi global. “Jika harga emas dunia terus naik dan rupiah mengalami tekanan, harga emas di dalam negeri bisa dengan mudah menembus Rp2 juta per gram dalam waktu dekat,” ujarnya.
Sementara itu, Ragimun, peneliti dari BRIN, menyatakan bahwa lonjakan harga emas mencerminkan sikap “wait and see” masyarakat terhadap stabilitas ekonomi. “Ketidakpastian membuat banyak orang memilih emas sebagai aset lindung nilai. Selama faktor geopolitik dan inflasi masih tinggi, tren kenaikan harga emas akan terus berlanjut,” katanya.
Dari perspektif global, analis pasar utama Exinity Group, Han Tan, menyebutkan bahwa emas dapat mencapai US$3.000 per troy ounce pada 2025, terutama jika kebijakan ekonomi AS memicu inflasi yang lebih tinggi.
Strategi Investor dalam Menghadapi Tren Kenaikan Emas
Dengan potensi kenaikan harga emas yang cukup besar, para investor disarankan untuk tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi. Menurut para analis, bagi investor jangka panjang, emas masih menjadi pilihan yang menarik karena dianggap sebagai aset safe haven.
Namun, investor juga harus mempertimbangkan volatilitas harga emas dan mengatur strategi pembelian yang tepat. Beberapa pakar merekomendasikan dollar-cost averaging (DCA), yaitu membeli emas secara bertahap untuk mengurangi risiko fluktuasi harga yang tajam.
Kesimpulan
Prediksi harga emas mencapai Rp2 juta per gram tahun ini didasarkan pada tren kenaikan harga emas global dan faktor-faktor domestik, seperti nilai tukar rupiah dan kebijakan moneter. Dengan ketidakpastian ekonomi yang masih tinggi, emas tetap menjadi instrumen investasi yang menarik bagi banyak orang.
Namun, para ahli mengingatkan bahwa meskipun emas cenderung naik dalam jangka panjang, fluktuasi jangka pendek tetap perlu diperhitungkan oleh para investor.
