Dikutip dari Tempo, Harga emas batangan di dalam negeri terus menunjukkan tren kenaikan, merujuk pada data dari situs emasmini.co.id. Per Senin, 10 Februari harga emas batangan tercatat mencapai Rp 1.667.000 per gram. Angka ini menunjukkan lonjakan signifikan sebesar Rp 143.000 dibandingkan dengan harga pada awal tahun yang tercatat Rp 1.524.000 per gram pada 2 Januari 2025.
Jika dibandingkan dengan enam bulan yang lalu, tepatnya pada Rabu, 7 Agustus 2024, harga emas berada di angka Rp 1.399.000 per gram. Dengan demikian, harga emas sudah mengalami kenaikan sekitar Rp 261.000 per gram dalam enam bulan terakhir.
Lukman Leong, pengamat komoditas dan mata uang, memproyeksikan bahwa harga emas masih akan terus naik. Ia menjelaskan bahwa lonjakan harga emas saat ini merupakan kelanjutan dari tren yang sudah dimulai sejak tahun 2024, seiring dengan pemangkasan suku bunga oleh bank-bank sentral utama dunia. “Harga emas mulai melejit di tahun 2024 karena dimulainya pemangkasan suku bunga oleh bank-bank sentral utama dunia,” ungkap Lukman dalam wawancaranya dengan Tempo pada Jumat, 7 Februari 2025.
Selain itu, Lukman juga menyatakan bahwa meskipun emas sudah lama menjadi pilihan investasi, ketegangan politik global, khususnya setelah pecahnya perang Ukraina-Rusia, semakin menarik perhatian para investor untuk memilih emas sebagai aset aman. Keputusan ekonomi dan politik Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, juga disebutnya turut memberi dampak besar terhadap harga emas, seiring dengan kekhawatiran bahwa kebijakan-kebijakan tersebut bisa melemahkan perekonomian global.
Lukman juga menambahkan, meskipun harga emas bisa mengalami fluktuasi dalam beberapa bulan mendatang, ia memprediksi harga emas dalam negeri akan terus naik dan dapat mencapai kisaran Rp 1.750.000 hingga Rp 1.870.000 per gram. Hal ini seiring dengan proyeksi harga emas internasional yang diperkirakan bisa menembus angka US$ 3.000 per troy ons, bahkan mungkin mencapai US$ 3.200. “Tahun ini, secara keseluruhan, idealnya harga emas internasional bisa menyentuh paling tidak US$ 3.000 dan bahkan mungkin sekali US$ 3.200,” ujar Lukman.